Senin, 03 Februari 2014

Apakah anda siap untuk pacaran?

Apakah anda siap untuk pacaran?


Entah mengapa di kalangan dewasa muda di Jakarta terdapat anggapan bahwa menjadi single adalah suatu hal yang buruk atau bahkan menyedihkan. Menurut saya hidup adalah pilihan dan setelah belajar psikologi saya semakin yakin tidak ada pilihan yang salah dalam hidup ini, tetapi memang setiap pilihan dalam hidup akan memberikan dampak dapat membuat hidup kita semakin positif atau malah menjadi negatif.

Sekarang saya akan membahas tentang pacaran, entah mengapa sejak akhir-akhir ini berkembang kata-kata “truk aja gandengan, masa elo masih jomblo” . Mungkin anda pernah mendengar kata-kata yang serupa dengan makna yang sama tetapi menurut saya hal ini membuat suatu dogma yang buruk di masyarakat terutama remaja dan dewasa awal dimana media membuat bahwa orang single/jomblo merupakan individu yang menyedihkan dan memiliki “kasta” lebih rendah dari mereka yang mempunyai pasangan. Hal berikutnya yang akan terjadi apabila media tetap melakukan hal ini maka remaja kita akan ter “branding” bahwa mereka harus mempunyai “pacar” supaya mereka tidak lagi jomblo atau hanya sekedar karena memiliki status pacaran akan membuat mereka lebih keren, gaul , dan sebagainya. Menurut saya hal ini adalah suatu hal yang menyesatkan karena setelah interview (ngobrol) dengan berbagai sumber (teman-teman) menurut saya pacaran merupakan tanggung jawab yang besar dan anda perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk bisa melewati tahap pacaran dengan baik dan benar.

Saat saya membuat artikel ini, “pacaran” di otak saya adalah berpacaran sesungguhnya yaitu suatu tahap perkenalan untuk melanjut ke jenjang pernikahan. Menurut saya terdapat  tiga tahapan kematangan seseorang dalam berpacaran:

1.    Tahap Kematangan Cinta Monyet
Pada tahap ini seseorang akan menekankan mencari pacar berdasarkan kriteria fisik, tingkat kepopuleran dan materi. Pada tingkat kematangan ini seseorang cenderung hanya melihat “kulit luar” dari target yang akan dipacari seperti fisik, tingkat kepopuleran dan materi. Tingkat kematangan ini biasanya ada pada anak SMP, SMA bahkan anak kuliahan tergantung dari perkembangan Mental age seseorang dan pandangan mereka terhadap pacaran itu sendiri .

2.    Tahap Setengah Matang
Pada tahap ini seseorang akan lebih menekankan mencari pasangan berdasarkan kepribadian untuk saling melengkapi  dan  memiliki minat yang sama (sama-sama suka sepakbola, sama-sama suka clubbing, sama-sama suka membaca buku psikologi J , dll ). Pada tahap ini seseorang sudah mulai memiliki prefensi pribadi tentang bagaimana kriteria pacar yang diinginkan tetapi belum mengerti secara benar apa makna dari “pacaran”.

3.     Tahap Matang
Seseorang pada tahap ini sudah mengetahui bahwa pacaran adalah tahap untuk mencari pasangan hidup dan cenderung akan memiliki pemikiran sendiri tentang bagaimana kriteria “pacar” yang baik di kepala mereka. Mungkin ada yang lebih menekankan pendidikan, penampilan fisik, materi, kepribadian, jenjang karir atau bahkan gabungan dari berbagai aspek sesuai
dengan selera masing-masing. Perbedaan penting Antara tahap matang dan stagnan adalah pada tahap stagnan orang tersebut belum bisa melihat bahwa fungsi dari pacaran adalah untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Pada tahap matang seseorang sudah mengetahui bahwa dalam pernikahan bukan hanya pasangan atau pacar saja yang perlu dipersatukan tetapi juga kedua keluarga akan menjadi satu.




Setelah membaca tahap kematangan dalam berpacaran, anda bisa menebak-nebak ada di tahap manakah anda dan pasangan anda. Apabila anda pasangan anda belum memasukin tahap matang dan umur anda sudah berada di atas 25 tahun mungkin anda perlu melakukan pembicaraan serius dengan pasangan anda :)
(menurut pengalaman saya wanita akan lebih cepat matang 1-3 tahun sehingga kecocokan berpasangan adalah ketika sang lelaki lebih tua 1-3 tahun dari wanita tetapi kembali lagi setiap manusia adalah "TAILOR MADE" yang sangat berbeda-beda jadi seluruhnya kembali lagi kepada individu masing-masing)

 saya ingin memberikan poin penting dalam berpacaran dan apabila anda bisa mengerti ketiga poin ini maka anda siap untuk berpacaran.
1.Tujuan utama dari pacaran adalah untuk persiapan pernikahan bukan untuk pamer pacar di Instagram, twitter atau path!

“If you want boyfriend or girlfriend as an accessory to smile on instagram then you are not  ready for relationship.”  ~ Matthew Million

2.Perkawinan itu mempersatukan dua keluarga, bukan hanya dua individu.

Ingat pernikahan itu menggabungkan dua keluarga, kalau kedua keluarga tidak rukun sih biasa endingnya tidak baik dan apabila memang dipaksakan untuk tetap menikah pikirkan bagaimana solusi terbaik (kalau perlu konsultasi ke psikolog :P)

3.Sekali lagi saya ingatkan kita berhubungan dengan manusia bukan asesoris yang bisa dilepas pasang jadi janganlah mudah mengucapkan cinta apabila anda belum yakin.

"Flesh wound only took a few days or weeks to heal but heartache took forever to heal" 

Akhir kata, penulis hanya ingin mengingatkan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi single tetapi yang salah adalah apabila anda “memaksakan” perasaan anda hanya demi sebuah status palsu (kaya lagu aja) yang tidak berharga dan tidak membahagian diri anda. Untuk anda yang #jones janganlah kecewa pasti anda akan menemukan pasangan diri anda suatu saat nanti…..


Regards, Matthew Million

Tidak ada komentar:

Posting Komentar